Friday, November 05, 2010

pelangi pb2010 *jilid 2*

Bandung, 29 Oktober 2010
Dengan menahan dinginnya air bandung yang tiada terkira, lilis ambil air wudhu dan menjalankan ajaran agama lilis di jelang pagi. Semalaman lilis tak nyenyak tidur, terbayang aja perjalanan ke jakarta yang di rencanakan berkereta api. Kereta api selama ini lilis hanya liat di tv + pic2 aja, ga pernah kebayang klo akhirnya ntar akan naik kereta api. Sampai terbawa ke mimpi naik kereta api. Naik kereta api adalah salah satu #mimpimanisaq yang akan lilis wujudkan. Jauh2 hari lilis tlah menyusun semua mimpi manis lilis .
Bukan hanya kerana kereta api, tapi semalaman lilis juga mikir bagaimana ntar nginep di jakarta, lilis belum mendapat kepastian t4 untuk menginap. Udah pernah nanya rara, lewat sms + email secara detail permasalahan lilis, lama rara ga ngebalas, lilis sih berfikir dia lagi sibuk untuk pb2010. Kerana ga sabarnya akhirnya lilis chat nanya langsung, kata dia sih tenang aja ga perlu cemas, ntar akan di bantu, tapi hati ini cemas luar biasa, akhirnya nanya dech dengan teman di komunitas lain *anny* apakah boleh klo lilis ntar nginep di rumahnya klo lilis ke jakarta unduk menghadiri pb2010, anny bilang boleh, barulah saat itu lilis tenang.
Satu hal juga yang membuat ga nyenyak tidur, ntar di pb2010 ketemu ga ya dengan si kumis bawah enda, ada banyak hal yang pengen di tanyain, secara pas ketemu kali pertama enda asyik dengan bb nya mulu & pelit bicara *search aj di blog ini, ada kok postingannya*. Si kumis bawah orang yang paling pengen lilis ketemu pas pb2010, pengen banget dech pokoknya, secara bertahun2 ngefans enda mumpung berkesempatan berada di satu lokasi acara, kenapa tidak lilis berusaha ketemu sang idola. Lilis kepikiran juga ntar gimana yach tanggepan warga + temen2 dunia kata jika ketemu langsung dengan lilis, coz selama ini hanya kenal di dunia kata saja lewat pic2 + tulisan.
Mentari kian meninggi, meski airnya sedingin es bagi lilis, lilis harus mandi, coz pagi ini kejakarta berkereta api bareng bunda endhoot, nitasellya, adeanom + edi. Persiapan tlah beres, lilis + nitasellya siap menuju stasiun, tapi sebelumnya nitasellya mesti nganterin cuciannya ke tukang cuci, maka jadilah dengan pakaian yang necis + wangi parfum kami jalan kaki dari gang swadaya di jalan ciampelas ke ujung jalan menuju arah setia budi *ga ingat jaraknya* yang pasti lumayan jauh, lumayan cape, dan ternyata laundry nya masih tutup, lilis nunggu dulu di pinggir jalan, nitasellya ngecek ke t4 lainnya di seberang jalan, selagi menunggu, melintaslah cewek imut mungil menenteng cucian dan payung dengan pandangan lurus kedepan, lilis serasa kenal tapi ga sempat negur coz dia melaju bak ngejar sesuatu, tak berama lama si cewek tsb lewat lagi tapi kali ini bareng nitasellya, dan barualah lilis tau itu cewek si ratri / kimi. *pantes aja serasa kenal* lilis ber-say2 hello bentar, ratri buru2, kami pun buru2 mesti ke stasiun, angkot adalah transportasi setia pilihan kami *ekonomis+praktis*
Ini stasiunnya? Tanya lilis ke nitasellya, wow... luas & cukup bersih juga ini stasiun, saat tiba udah pengan dech rasanya foto2 tapi ga enak minta tolong difotoin ama nitasellya, jadilah hanya memandang dan mengabadikan suasana stasius dalam ingatan lilis aja. Di dalam stasiun ternyata udah ada si anom duduk manis di bangku tunggu pembelian tiket, jadilah kami bertiga ngobrol sembari nunggu bunda endhoot + edi. Edi datang dengan wajah yang kuyu kerana ga tidur semalaman *nyelesein kerjaan katanya*, ada yang beda dari penampilannya, semalam ketemu itu rambut janggutnya perasaan ga sepirang pagi ini, usut punya usut, pagi2 sekali edi mewarnainya, ingin tampail beda di pb2010.
Lilis, nitasellya + anom belum sempat sarapan, dan sepakat nyari makanan, tapi edi masih asyik nelpon bergontai-ganti gaya nerima telponnya *kadang bersandar, mondar-mandir, diam* kami mau langsung berangkat tapi mikir sapa yang jaga tas2 kami, mau dibawa cukup repot, kami putuskan nunggu edi selesai nelpon, cukup lama juga dia terima telpon. Edi belum sarapan, barang bawaan di bawa sendiri2, lontong sayur dan segelas teh anget menu yang kami pilih di pojok stasiun dekat pingir jalan, andai ada susu coklat anget pasti lilis akan milih itu sebagai minuman penghangat pagi, sayangnya ga ada. Hanya sayur+ lontong yang lilis makan, telornya lilis ga begitu selera pagi itu, nitasellya lah yang membantu menghabiskannya. Dan Edi adalah boss nya yang ngebayarin semua makanan kami. Hanya ucapan trima kasih yang kami punya. *hore ditraktir*
Bunda endhoot datang dianterin ojek setianya, dengan tas merah cukup besar yang berisi oleh2 untuk si dimas *lilis saat itu ga tau siapa dia*, lengkap sudah rombongan kecil kami, dan siap berangkat ke jakarta. Itu kali pertama lilis ke stasiun dan melihat kereta api, nitasellya sich udah nawarin untuk lilis berkeliling2 ato foto2 tapi lilis belum sempat menjalankan nasehatnya, kereta udah hampir berangkat, melayanglah mengabadikan kenangan pertama di stasiun bandung. Dengan terburu2 bunda membeli makanan cepat saji coz ga sempat sarapan. Lilis & nitasellya mampir ke toilet dulu *pengen tau toilet stasiun*.
Kereta api bener2 panjang, kursinya ada yang saling berhadapan, tapi ada juga yang ga, perasaan lilis langsung ga nyaman tuh saat berada di dalam kereta api, khwatir mabuk. Lilis + bunda sebangku berhadapan dengan nitasellya + anom, si edi duduk sendiri dengan orang asing yang kami tau. Kereta melaju, dan 1 antimo buru2 lilis telen, bunda endhoot membuka makananya, aroma makanan membuat lilis rada pusing, buru2 minyak kayu putih lilis ambil tuk menetralisir aroma yang ada. Semakin lama kereta berjalan, lilis cukup bisa beradabtasi, ternyata enak juga naik kereta sama seperti naik bis aja, hanya membuat lilis kaget adalah bunyi semacam sirene/klakson kalo di mobil, setiap itu berbunyi jantung ini berdegub kenceng banget, kaget, takut. Panas... ada kipas angin tapi ga bisa nyala, jendela sih udah di buka, terpaksa dech kipas2 sendiri pake kipas lipat, inilah hal yang membuat lilis rada pusing, kepanasan dan aroma2 yang campur aduk, sempat tercium asap nikotin dari arah belakang dan buru2 masker kain lilis pasang dengan di semprot pewangi dulu.
Tanpa disadari kawos yang lilis pake sama dengan yang di pake bunda endhoot yaitu kawos abu2 nya kampung gadjah, celana yang kami kenakan pun mempunyai warna yang senada, bunda kaget.. dan berniat akan ganti celana ntar. Hanya ada 1 kenangan foto di kereta api yaitu foto lilis dengan bunda endhoot saat duduk di kursi kereta api. Si edi terlelap sepanjang perjalanan, dan nitaselya usil banget mengabadikannya dalam beberapa foto. Bunda endhoot, anom, nitasellya terkadang asyik dengan dengan bb/hape nya, lilis asyik memperhatikan sepanjang perjalanan sembari terkadang ngetwit keadaan lilis. Yang paling lilis takutkan adalah saat melewati terowongan, kata bunda itu menembus perut gunung, di luar bagai malam, gelap gulita, lilis berdiam takut, ga karuan perasaan ini, khawatir kenapa2.
Nitasellya nanya “ntar lilis nginep di mana akhirnya?” “ Di tempat temen di lebak bulus” kata lilis, “wah itu jauh banget lilis” ujar nitasellya, lilis kaget bin bingung, waduh gimana ini, akhirnya lilis nanya bunda, dan diizinkan nginep di t4 bunda. Alhamdulilah lilis jadi semakin tenang sekarang. Rencananya ntar pas nyampai di jakarta akan di jemput oleh si dimas, makanya kami menyusun rencana untuk sekalian mampir ke masjid istiqlal, anom akan sholat jumat dan kami mau melihat2 suasana sekalian berfoto2, lilis kan ga pernah, bunda endhoot juga ga pernah katanya *klo ga salah inget* tapi semua rencana itu hancur berantakan, dimas ga bisa jemput, jadi kami naik taksi mulai dari stasiun gambir sampe di apertemen semanggi yang di slipi, untuk menyimpan tas2 dan cuci muka, agar nampak fresh pas ketemu warga kampung gadjah. Edi + anom langsung menuju epicentrum walk, jadi hanya lilis, nitasellya + bunda yang mampir ke aperteman.
Sepanjang perjalanan ke apertemen + epicentrum walk, lilis hanya berharap ga macet, seperti yang sering muncul di berita2 tv. Pertama menjejakkan kaki di epicentrum walk, biasa aja, suasana gedungnya sama dengan gedung2 kebanyakan yang pernah lilis kunjungi, emang sih terlihat lebih mewah dan elegan. Taksi dibayarin bunda endhoot, kami nebeng, trims bunda endhoot....
Jam 2 an, 29 oktober 2010
Starbucks coffee, itulah tempat warga sedang ngumpul sore itu untuk persiapan pb2010. Starbak *lebih suka bgini lilis nulisnya* tlah di depan mata, penuh sesak terlihat pengunjungnya, kaki melangkah mengikuti bunda endhoot + nitasellya, sekilas mata mendang sekeliling, hanya edi + anom dan heny yang lilis kenal di lantai bawah, di lantai atas hanya rara yang lilis kenal, anom + edi duduk diam dan melempar senyum sapa, yang lainnya asyik dengan kegiatannya masing2 dan sebagian langsung menyambut bunda endhoot + nitasellya, lilis tiba2 ngerasa asing di sana, dan berfikir wah lilis tlah salah dengan dateng ke sini, si rara yang lilis udah pernah ketemu aja pas bertatapn mata di lantai bawah hanya diam aja, si ssetiawan lilis ga inget ekspresinya saat itu, yang pasti si ssetiawan ngucapin met ketemu lagi, Tapi rasa gamang itu ga berlangsung lama, lilis ga ingat awalnya yang pasti pas di lantai bawah di kenalin dengan si zipeng dan beberapa orang laennya *ga inget namanya* dan orang2 yang di lantai atas sebagian turun untuk nyambut kami dan ngenalin diri, sebagian tetep asyik dengan kegiatanya. Usai berbasa basi di bawah kami di ajak ke lantai atas aja.
Oleh2 yang di bawa bunda untuk dimas dari seseorang di bandung *sampai kini lilis ga tau namanya* langsung di buka dan di serbu rame2 oleh yang ada pada saat itu, begitu pun dengan beberapa cemilan dari warga yang di bawa bunda *kacang pedes dari jhon chendra, kripik tempe dari malang* beberapa orang sibuk menikmati makanan, dan membagi makanan *ke temen2 di bawah+pegawai starbak* lilis duduk manis bersama bunda endhoot + edi + anom, dan beradaptasi dengan suasana yang masih terasa asing. Rara sempat sich ngenalin beberapa orang anak2 Angin Mamiri *hanya ingat iko aja, yg lain lilis lupa namanya* dan rara barulah sat itu menyapa, sekalian mencarikan piring + garpu + pisau untuk mengiris kue. Dalam sekejap kue itupun tlah ludes, lilis ga tau nama kuenya, yang pasti sulit untuk makan kue tsb jika ga ada sendoknya. Si anomlah yang pertama kali menggunakan garpu untuk memakan kue tsb, lalu di ikuti si edi dan yang lain. Tak ada rotan akar pun jadi. Tak ada sendok garpu pun jadi hehehheeh. Si dimas sebagai sang pemilik kue hanya sempat nyicipin dikit aja, dia asyik nelpon orang yang ngasih kue *nebak2 aj* begitu dia datang kembali kue2 tlah lenyap tak bersisa. *ooo.. itu tho si dimas yang gagal ngejemput kami dari bandung*
Si nitasellya sibuk ngurus kids corner *t4 untuk anak2 kecil* sedari datang dia udah lansung sibuk sana sini nemuin orang2 yang berkaitan. Semua yang ada di lantai atas sibuk dgn aktifitasnya, ngobrol hanya sesekali aja, waktu terus bergulir, aq hanya memperhatikan kesibukan orang2 tersebut, tanpa tau apa yang mesti di bantu, rara dkk ngadain rapat di lantai bawah, anak2 idgmail yang lain sibuk dengan tugas2nya. Silih berganti orang2 datang, dan berkenalan bentar tuk kembali lagi dgn aktifitasnya. Waktu yang singkat itu lilis masih ga begitu ingat siapa aja orang yang udah lilis berkenalan. Yang pasti tiap ada yang datang, kalo ga mereka yang menyapa duluan ya pastinya lilis yang bertanya, pengen tau namanya. Ada saat yang membinggukan di mata lilis, saat di mana rara dkk terlihat begitu serius ngebahas beberapa hal, lilis ga berani nimbrung coz.. sadar pasti ga kan ngerti juga apa yang di bahas. Diam, melihat, mendengar dan mengamati semua kesibukan pra pb2010.
Waktu terus merambat, semakin malam kesibukan kian terlihat, warga yang datang kian banyak, tas2 dan gelas2 minuman bercampur baur dengan kertas2 dan makanan ringan, tergelatak di meja lantai atas, ada satu saat di tengah kesendirian itu, lilis sempat ikutan bunda endhoot & suster ke lantai atas untuk ngecek lokasi yang akan di jadikan ruang kelas pas pb2010 sekalian mampir ke salon untuk bertanya beberapa hal, dan mampir ke BCA untuk suster ngecek buku tabungannya yang udah lama ga di print *ke asyikan ber-atm, belum tertarik m-banking*, sesekali juga lilis ke toko di lantai bawah untuk sekedar beli minuman yang di starbak ga ada. Ada kala muter2 ngeliat suasana di epicentrum untuk persiapan besok, ngeliat penyusunan kursi, pengesetan panggung, kesibukan di booth2 yang ada di area panggung utama,melihat kesibukan orang berlalu lalang.
Hal paling membuat lilis panik adalah saat tiba waktu sholat, lilis tanya rara, rara ga tau dia nyaranin tanya ke resepsionis, dan itu lilis jalankan. Ternyata ada di lantai lima mushola tersebut. Lilis kaget luar biasa pas nyampe di mushola, untuk gedung semegah itu, musholanya kecil banget, lelaki & perempuan emang di pisah, tapi perlengkapannya sangat minim, hanya ada satu sajadah + sepasang mukena di ruang sholat perempuan, dan itupun kualitasnya ga baik. Ya ampun.... betapa ga menghargainya pengelola gedung epicentrum dengan hal tersebut. Gedung yang megah dan ber-AC, hanya memasang kipas angin dimushola, diskriminasi bgt terhadap t4 ibadah agama lilis. Memang benar gedung tsb belum 100 % jadi penataannya, tapi ga ada itikat baik untuk sekedar memasang karpet di lantai mushola, padahal besok paginya akan hadir 1500 orang yang tentunya ada yang beragama islam. Kecewa....
Ada banyak orang yang udah lilis temuin sejak dari jam 2 an hingga malam menjelang, tapi lagi2 ini otak tak kuasa tuk mengingatnya, di benak lilis yang paling lilis ingat dari anak2 idgmail adalah bunda endhoot + si kumis bawah enda nasution aja. Kadang lilis kenal nama saat di kampung tapi pas ketemu orangnya langsung malah jadi lupa namanya, ingat wajahnya aja, tapi kadang juga ingat wajah lupa nama di kampung. Intinya malam itu lilis matian2 nginget nama + wajah tapi gagal total deh. Orang2 yang baru lilis kenal, tak berapa lama ya udah lupa lagi. Jadi klo lilis ada perlu ya langsung lilis samperin aja dan kadang colek2 dikit coz ga tau namanya.
Ada satu hal lucu bin unik di mata lilis, pertama ketemu isma, kaget luar biasa ternyata si isma laki2, berkumis pula, berkacamata, sungguh di luar perkiraan lilis, selama ini lilis hanya kenal nama aja di kampung, tanpa pernah sekalipun melihat pic2nya.
Sebelum magrib, lilis, edi & isma di ajak nitasellya untuk mencari makan, “qta cari makan yuk tapi di luar aja yang lebih merakyat dengan isi dompet” anom lah sang penunjuk jalan coz ternyata anom udah duluan makan. Nama makannya lilis lupa, yang lilis inget anomlah yang membayarnya dan ntar kami menggantinya untuk memudahkan perhitungan bagi pemilik warung wakan, agar ga repot2 memberi kembalian. Celakanya sampai lilis pulang lilis ga inget membayarnya. Dan bersyukur ada akun twitternya maka langsung lilis mention aja *mo DM kayaknya anom ga follow lilis, jd kwatir gagal DM nya* dan anom belum membalasnya. *jadi ga tenang, terbayang utang hehehehe*
Aura ketegangan, menyergap warga id-gmail, saat dian ina mengumpulkan kami semua di lantai atas, dan dian ina mulai dengan petuah2nya dan ngecek kesiapan para koordinator volenter + volenternya. Semua orang di absen + di tanyai udah dapat jatah tugas belum. Nah disinilah hal yang menegangkan buat lilis, mendengar penjelasan dian ina yang panjang lebar, dan tugas berat yang akan di tanggung oleh volenter,lilis mikirnya gini... waduh ada ga ya kesempatan untuk ketemu si kumis bawah? *sampai malam itu belum tau si kumis bawah akan ada di mana, semua orang yang lilis tanya jawabnya ga tau*. Setelah di cek ternyata hanya edi & lilis yang belum kebagian tugas, edi ikut grupnya anom, lilis milih ikut bunda endhoot kerana mendengar bahwa kami akan berada di area pintu masuk, jadi kemungkinan memperhatikan setiap orang yang lewat banyak & lilis kenalnya hanya dengan bunda endhoot yg paling nyaman. Yang lain masih terasa asing kerana baru ketemu.
Kalimat dian ina yang paling lilis ingat, “kalo belum jam 12, ga boleh ada yang duluan ngambil makanan, keculai orang tersebut udah mau mati” begitu kerasnya ucapn dian ina, mengisyaratkan kepada kami semua betapa kami harus profesional dengan tugas yang di percayakan. ga boleh main2 ato setengah hati *di sinilah lilis pecah konsentasi, antara tugas & mewujud #mimpimanisaq akan si kumis bawah* terpikir aja, bisa ga ya besok ketemu, sampai2 ada yg ngolok2 lilis nih jadi tamu aja dech agar bisa memantau enda dimanpun berada. Tapi itu hanya sesaat... melihat semangat warga yang membara demi suksesnya pb2010, lilis bertekad akan bener2 jadi volenter yang profesional, tak mau lilis nama baik rara dkk & warga tercoreng jika pb2010 ga berjalan sesui rencana.
Malam itu malam terakhir sebelum hari H pb2010
Malam menegangkan bagi semua warga
Malam penuh kelelahan yang tak terkira tuk rara dkk *berbulan2 ngurusin pb2010*
Aq liat kobar semangat 45 di mata tiap warga
Aq liat semangat tuk membuat pb2010 sebaik mungkin
Pb2010 ada berbagai elemen yang terlibat
Sesuai dengan porsi dan tugasnya
Tapi di mata aq
Rara dkk lah yang paling berjuang untuk mensukseskan acara tsb
Aq liat gurat kelelahan di mata rara dkk *heny, zipeng, masset* tapi semangat 45 itu tak meluntur
Orang2 Yang lilis ingat di hari jumat sore 29 oktober 2010-11-04 *bundah endhoot, edi, nitasellya, dan anom ga akan lilis deskrisikan lag*
1. Lu zipeng : yang jelas bukan orang jawa, murah senyum, putih khas keturunan, mata rada sipit.
2. Maseet : masih sama seperti saat pertama ketemu di blogshop banjarmasin, langsing, celana gombrang menyapu lantai, sandal jepit hitem kebesaran. Baju kaos putih, rambut di iket, wajah kelelahan.
3. Henny : sibuk dengan urusannya yang super banyak
4. Rara : berkaos dan bercelan pendek, rambut diurai dan tetep aja berpostur makmur, hanya aja wajah kuyu dan terliat kelelahan yag luar biasa
5. Dria : berambut pendek, membawa payung, dan rumahnya di sekitar epicentrum
6. Acha : berbaju putih berhiaskan warna hitam, tas rada coklat campur kehijau2 an, berkumis dikit di dagunya, putih, terlihat rapi, sering terlihat asyik mengunjungi kampung setiap saat, berhaha hihi sendiri jadinya
7. Starchie : orang pertama yang lilis pernah kopdar dari dunia kata *bareng pito*, begitu di kenalin bunda lilis heran, ga ingat dia siapa, di mata lilis dia makin gemuk aja, dulu langsing, bawa 1 buku yang lilis ga ingat judulnya, sok sibuk bgt dia saat itu, setengah mati lilis nginget namanya, orangnya serius bgt sekarang, ga senyum sama sekali, terkesan cenderung angkuh deh pas pertama ketemu lagi sejak bertahun2 yang lalu. Keras dan tegas itu yang aq liat di matanya.
8. Dian ina : berbaju berbunga2, berkacamata, keras, disiplin, anti senyum klo lagi ngejelasin.
9. Mahen : berbaju batik, bersepatu item, jaim, menomor satukan penampilan *berhati2 bgt klo duduk, seakan2 kwatir bajunya kusut*
10. Dimas : berbaju lengan panjang putih bergaris2, rambut rada panjang, ramah, membatalakn menjemput bunda endhoot dkk
11. Tonyer : 100 % lilis kenal karena sesuai dengan yang ada di fotonya, dia pula yang pertama negur lilis dan tau lilis.
12. Budizainer : ternyata berkumis juga, irit bicara, jaga imej
13. .... *lilis lupa nama nya, ntar akan lilis apdet tiap lilis udah ingat, maaf jika kalian udah berkenalan dengan lilis tapi namanya belum lilis tulis di sini*
Jam 23 lewat baru pulang dari epicentrum, kerana jam 10 an malam baru bisa ngecek sound system, dan mengecek terakhir kalinya semua t4 yang besok akan di gunakan untuk kegiatan pb2010. Lilis, nitasellya + bunda enhoot bertaksi ria ke apertemen *apertemen si kumis atas/masbro nya bunda* sedangkan edi,anom + bernard di anterin oleh si budizainer. Sampai di apertemen lilis mandi trus sholat, baru deh persiapan istirahat, nitasellya melapar makanya di bikin buburq. Bunda endhoot sebagai tuan rumah rela memasakkan 4 bungkus mie rebus. Tapi pas mie udah masak yang lain udah pada ketiduran, jadi hanya bunda + bernard yang makan, lilis nyicipin aja dikit *syart agar ga kepohonan (kepercayaan di t4 lilis)*, aroma enaknya mie rebus membuat anom terbangun dan meyerbu mie nya bunda *cerita bunda esok harinya* semua telah mengambil posisi tidur, cowok2 di ruang tamu *anom di kursi besar, bernard+ edi nggelar kasur di lantai, cewek2 di kmar utama* semua terlelap tapi bunda masih ayik dengan leptopnya, bunda adalah orang yang paling terakhir masuk kamar. Dan begitu bunda bersiap tidur, lilis pun dengan tenang baru bisa memajakan mata.
Sebai do2 di panjat sebelum menjemput alam mimpi
Tuhan....
Besok adalah pb2010 sukseskanlah acara esok hari
Mudahkanlah kami warga kampung gadjah
Membantu sekuat tenaga demi nama baik rara dkk dan nama pb2010
Berikanlan lilis kesempatan mewujud #mimpimanisaq akan si kumis bawah enda
Berikanlah lilis kesempatan tuk bersua dengan temen2 dunia kata lebih banyak lagi
Tuhan...
Mudahkanlah lilis mengingat setiap orang yang lilis temui dalam pb2010
Agar bertambahlah ingatan lilis *ga hanya bunda endhot + si kumis bawah enda*

Itulah sepenggal kisah jelang pb2010 yang kan selalu lilis ingat
*gambaran jilid selanjutnya*
jilid 3 : tentang hari H pb2010 + obrolon dgn si kumis bawah + warga berbau2 kumis *si budizainer dll, jg tentang ketakpercayaan aq bahwa priyadi bener itu orangnya*
jilid 4 : kawan2 dunia kata *blogdetik, blogfam, AM, idgmail, dll*
Jilid 5 : pandangan aq tentang pra + pasca pb
*semua tulisan adalah sudut pandang lilis*




No comments: