Monday, October 10, 2005

Oemar Bakri

Tak pernah terbersit dibenak Lis saat kecil klo akan ngikutin jejak langkah Oemar Bakri. Teman – temen sepermainan Lis dulu (saat SD), ga ada satupun yang pengen menjadi penerus Oemar Bakri. Suratan takdir dan perjalanan hidup tlah membawa Lis tuk merintis jalan meneruskan perjuangan Oemar Bakri. Jalan tlah terbuka lebar dan kesempatan kan datang tuk menjalankan apa yang selama ini tlah Lis dapat di kampus biru.

Di depan semua orang dalam dunia nyata Lis tak bisa menjadi Lis yang manja, Lis yang rapuh, Lis yang rada sensitif, Lis yang lemah. Dalam dunia nyata Lis harus tunjukin sosok Oemar Bakri sejati. Lis harus menjadi panutan dan tauladan untuk anak didik Lis. Lis tak boleh menunjukkin diri Lis yang lemah. Meski saat ini Lis hanyalah pembantu Oemar Bakri, itupun bukan di bidang yang selama ini Lis geluti di kampus biru. Tapi paling ga masih ada hubungannya dech ama jalur yang ntar akan Lis geluti. Dan yang paling penting, Lis sangat mencintai profesi ini. Demi meneruskan perjuangan Oemar Bakri Lis akan tinggalkan dunia kata ini. Lis relakan diri tuk mengabdi nun jauh di pedalaman Kalteng. Lis bukan orang berpunya yang memiliki segalanya. Bila saatnya tlah tiba Lis akan benar – benar ninggalin semua kata dari dunia maya.

Waktu yang sedikit yang Lis miliki di dunia kata ini ga akan pernah Lis lupain. Meski tak banyak sahabat sejati yang Lis miliki dari dunia kata ini. Lis bersukur bgt karna pernah memiliki sahabat dari dunia kata. Lis kan selalu ingat bahwa Lis pernah memiliki sahabat dari dunia maya. :) :) :)

No comments: