Monday, August 15, 2005

Sepenggal kata

Matahari yang bersinar hari ini masih matahari yang sama dengan matahari yang lalu. Rembulan yang bersinar di malam hari juga masih sama dengan rembulan yang bersinar di hari yang lalu. Matahari dan bulan itu akan tetep sama sampai kapanpun. Meski hari terus berganti tapi tak akan dapat mengubur satu kata dari masa lalu. Di sepanjang perjalanan kata itu tetap ada dan akan tetap ada meski waktu tak lagi memihak. Bait- bait kata di akhir perbincangan di suatu waktu selamanya akan tetap ada. Meski tak lagi ada irama senada.


Mimpiku

bulan penuh berkalung bintang

berselendang pelangi

berpayung awan

ku sapa

ku timang

ku hela

disambut kebisuan

mimpiku

bulan penuh jatuh berkeping ditanah basah

ku nyerah …. (13.06 BBWI)

Mimpimu adalah mimpiku

Mimpiku adalah dirimu…

Bintang menari di nirwana

Rembulan tersenyum ramah

Kebisuan bukan berarti tiada

Dan tiada adalah ada.. (19.19 BBWI)

Rinduku bulan tersangkut awan

Rinduku sepi dalam penantian

Rinduku angan menimang harapan

; esok atau lusa kita rajut mimpi

jadi kenyataan (19.46 BBWI)

akulah bulan yang kau rindu

bulan diantara putaran waktu

aku adalah asamu

asa yang tlah di lumat jarak berpuluh

aku kan membantumu merajut baju mimpimu dengan renda-renda emas. (20.07 BBWI)


Sampai detik ini, Lis ga tau apa arti diammu. Lis ga pernah boongin kamu, ga pernah ucap kata yang bukan2 ke kamu. Tapi.. Kenapa kamu masih membisu. Kenapa ga ada blsn pesan dari kmu? Apa kamu marah?
Ada apa dgnmu? Kenapa ga ngomong aja sich ke Lis, klo Lis salah… ngomong dong salahnya Lis dimana? Jadi Lis ga menerka2 sendiri kamu sebenarnya kenapa. Lis kan ga ngerti apa maumu. Irama qta memang tak lagi senada. Lis hanya berharap kamu maafin semua kata yang dulu pernah Lis ucapin untukmu. Bila itu tak berkenan di hatimu. Lis tau kamu selalu ada disini. Lis ga akan jatuh untuk yang kedua kalinya.

No comments: